BAB I
PENDAHULUAN
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan dalam wujud yang paling sempurna, Karena manusia
dikaruniai dengan akal pikiran dan hawa nafsu, berbeda halnya dengan binatang yang hanya dikaruniai hawa nafsu. Manusia
sebagai individu yang normal akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya,
manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar
kehidupannya, mulai dari sejak masa pranatal, masa bayi, balita, lalu tumbuh
menjadi remaja, dewasa, dan kemudian meninggal. Tahap perkembangan yang akan
kami bahas dalam hal ini adalah perkembangan masa bayi dan anak, yaitu dimana
tahap kedua setela melalui masa pranatal yaitu masa orok.
Kami akan mencoba merumuskan masalah-masalah apa saja yang muncul
dalam kajian yang akan dibahas dalam
makalah ini. Agar pembahasan lebih terfokus pada permasalahan, maka kami
mencoba membatasi pokok permasalahan yang muncul pada pembahasan makalah kami
adalah sebagai beruikut : Apa yang dimaksud dengan perkembangan bayi dan anak? Bagaimana
tahap-tahap perkembangan masa bayi dan anak?
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu
memahami perkembangan masa bayi dan anak. Disamping itu juga kami mengajukan
makalah ini guna memenuhi tugas terstruktur dalam perkulian di semester 4
(empat) pada Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Perkembangan Bayi
Perkembangan bayi mencakup
kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif, dan keterampilan
sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam.
Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang
dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas
bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.
Jangan cepat cemas dulu apabila
perkembangan bayi kita tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam
batas-batas normal. Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu
mendapat perhatian setiap orangtua.
Bayi anda berkembang sepanjang waktu, dari hari ke hari,
bulan demi bulan, semuanya berkembang dengan menabjubkan. Tidak ada patokan
khusus untuk mengukur tumbuh kembangnya, akan tetapi dapat kita lihat petunjuk
secara umum dari beberapa bayi, walaupun masing-masing bayi perkembangannya
berbeda satu dengan yang lain[1].
Berikut perkembangannya:
1.
Usia
lahir hingga 1 bulan (0-1 Bulan)
·
Mata
belum bisa fokus, tapi sudah belajar mengenali wajah dalam jarak dekat
·
Dapat
menirukan anda dalam hal menjulurkan lidah atau membuka mulut
·
Secara
insting akan menuju kearah susu anda dan membuka mulutnya
·
Memejamkan
mata atau berkedip saat ada cahaya yang kuat dan akan menutup matanya bila
terlalu banyak rangsangan cahaya yang masuk
·
Dalam
periode 24 jam tidur 16 hingga 17 jam
·
Biasanya
membutuhkan perawatan setiap 2 jam, tidak terlepas dari susu ibu atau susu
formula dalam jangka waktu 3 atau 4 jam
·
Menangis
berarti membutuhkan sesuatu (makanan, ganti popok, ketenangan atau belaian)
2.
Usia
1 bulan
·
Penglihatan
cukup jelas dalam jarak 8 hingga 12 inchi, akan memandang wajah ibu saat
disusui
·
Gerakan,
dalam hal menggenggam dan mengayun masih bersifat refleks
·
Masih
tidur lebih dari setengah hari, tapi pelan-pelan mulai lebih banyak tidur malam
hari daripada di siang hari
·
Senyuman
pertama mungkin akan muncul di usia ini
·
Menangis
lebih banyak terjadi saat usia 6 minggu (hampir 3 jam sehari lebih sering lagi
kalau ia kolik)
3.
Usia
2 bulan
·
Mulai
mengenali wajah-wajah yang berbeda
·
Dapat
memegang benda dalam beberapa detik sebelum benda ittu terlepas
·
Sudah
mampu menoleh bila ada suara yang dating dari arah kiri atau kanan
·
Masih
perlu tiga atau empat kali tidur siang, dan terbangun pada malam hari untuk
minum susu atau makan
·
Dalam
hal minum susu mungkin bervariasi dari 6 hingga 10 kali sehari
·
Kadang
menghentikan tangisnya sambil berharap anda menghampirinya dan memberi
perhatian
4.
Usia
3 bulan
·
Gampang
dan spontan dalam tersenyum
·
Dapat
memegang benda dan mengayunkannya
·
Menjadi
sangat asyik dengan tangan dan jari-jarinya
·
Akan
mengikuti gerak dan arah gerakan benda
·
Ketika tengkurap,
sudah dapat mengangkat kepalanya dan bersandar pada bahunya
·
Menangis
sebagai cara untuk mengkomunikasikan sekaligus menandakan kebosanan atau sedang
butuh perhatian
5.
Usia
4 bulan
·
Dapat
melihat ke penjuru ruangan
·
Dapat
berguling dengan tanpa bantuan
·
Memukul-mukul
air dan menendang-nendang untuk kesenangan saat sedang dimandikan
·
Dapat
mulai menahan kepala secara tegak
·
Mulai
bereksperimen dengan mengoceh
·
Bisa
mendengarkan musik
·
Mulai
tumbuh gigi
6.
Usia
5 bulan
·
Mengenali
anggota-anggota keluarga dengan baik
·
Akan
mencondongkan dada untuk mengambil benda yang jatuh
·
Mulai
memegang benda, menggoyang-goyangkannya dan sering mengeksplorasinya dengan
mulut
·
Dapat
melihat keseluruh ruangan
·
Dapat
menahan kepala secara tegak
7.
Usia
6 bulan
·
Mungkin
sudah mampu duduk bila dibantu
·
Dapat
memutar tubuh dan menengokkan kepala
·
Bila
belum mulai makan makanan padat, mulai saat ini bisa dimulai
·
Emosi
secara keseluruhan akan muncul saat ini, mulai dari senang, sayang, dan peka
terhadap humor hingga tidak sabar, takut dan tidak percaya.
·
Kemungkinan
bisa menambahkan beberapa konsonan pada saat mengoceh
·
Bayi
mungkin bisa tidur sepanjang malam dimana membuatnya bisa tidak makan atau
minum selama 6 hingga 7 jam
·
Ketika
marah sudah bisa menenangkan diri
8.
Usia
7 bulan
·
Memulai
beberapa bentuk awal merangkak
·
Memulai
dapat mengangkat tubuh untuk menuju kearah posisi berdiri
·
Gigi
sudah mulai terbentuk dan tumbuh disebagian formasi
·
Dapat
mengenali nama sendiri dalam rangkaian kata-kata yang kita ucapkan
·
Senang
sekali pada situasi social dan kegirangan dengan ditandai melonjak-lonjak saat
tahu saatnya untuk bermain
9.
Usia
8 bulan
·
Merangkak
maju atau mundur, kadang sambil berpegangan pada suatu benda
·
Kemungkinan
sudah dapat berdiri sambil bertopang pada sesuatu
·
Sedikit
motorik skill juga sudah berkembang seperti mengambil benda kecil dengan cara
menggenggam menggunakan ibu jari dan jari lainnya
·
Dapat
mengingatkan kejadian yang baru lewat
·
Mengerti
bahwa mainan tidak hilang ketika disembunyikan, paham bahwa benda itu ada
disuatu tempat tapi tidak harus tampak
·
Menangis
karena tidak sabar
10. Usia 9 bulan
·
Belajar
bertepuk tangan
·
Belajar
merembet atau mendaki sesuatu
·
Memahami
beberapa kata-kata, walaupun tidak bisa mengucapkannya
·
Memahami
ketinggian bahkan kadang takut dengan hal itu
·
Ingin
bermain didekat anda tetapi dalam prosesnya dia ingin mengeksplorasi sendiri
mainannya tersebut secara independent
·
Tidur
siang mungkin turun hingga hanya dua kali sehari
11. Usia 10 bulan
·
Mampu
berjalan bila anda memegang kedua tangannya
·
Duduk
dari posisi berdiri
·
Kadang
bergoyang atau melonjak-lonjak ketika mendengarkan musik
·
Menjadikan
semua peralatan rumah tangga sebagai mainan
·
Takut
terhadap tempat-tempat yang aneh
·
Mulai
bagus ketika mengantisipasi kejadian, ketika lemari es dibuka ia mengharap
adanya makanan, ketika anda mengambil dompet bayi anda mungkin berharap anda
akan mengajaknya keluar
12. Usia 11 bulan
·
Merambat
sepanjang furniture rumah tanpa bimbingan anda
·
Bisa
berjinjit mengangkat tubuh diatas jari-jari kaki
·
Meloncat
dan membungkuk
·
Memahami
bahwa benda yang kecil dapat masuk ketempat yang lebih besar
·
Bisa
membuat suara-suara yang lebih berarti, termasuk menirukan irama
·
Memahami
kata jangan tetapi belum dapat meletakkannya dalam konteks yang berbeda
13. Usia 12 bulan
·
Segera
akan berdiri dan berjalan sesaat sebelum ulang tahunnya yang pertama
·
Akan
menirukan tindakan-tindakan seperti berbicara di telepon, menyapu lantai,
mendorong trolly belanja, memberi makanan bayi dan sebagainya
·
Memahami
lebih banyak kata-kata yang kita ucapkan
·
Kemungkinan
menunjukkan secara sementara prefensi kearah salah satu orang tertentu
·
Kadang
menolak waktu untuk tidur baik sing ataupun malam
·
Menunjukkan
kasih sayang dalam bentuk tersenyum, memeluk, mencium atau tepukan dipunggung.[2]
B. Perkembangan Anak-anak
Perkembangan
kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau
juga dengan masa menjelang sekolah, sebab masa-masa ini saat-saat anak senang
mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada yang menyebut
dengan masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia sekitarnya terasa
indah. Pada pembahasan ini akan dijelaskan antara lain:
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan
fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan
berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya
ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan
motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan
dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai
meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus
ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai
aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan.
Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan
olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa
perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini,
antara lain:
a) Anak Usia 5 Tahun
o
Mampu
melompat dan menari
o
Menggambarkan
orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
o
Dapat
menghitung jari – jarinya
o
Mendengar
dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
o
Mempunyai
minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
o
Memprotes
bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
o
Mampu
membedakan besar dan kecil
b) Anak Usia 6 Tahun
o
Ketangkasan
meningkat
o
Melompat
tali
o
Bermain
sepeda
o
Mengetahui
kanan dan kiri
o
Mungkin
bertindak menentang dan tidak sopan
o
Mampu
menguraikan objek-objek dengan gambar
c) Anak Usia 7 Tahun
o
Mulai
membaca dengan lancar
o
Cemas
terhadap kegagalan
o
Peningkatan
minat pada bidang spiritual
o
Kadang
Malu atau sedih
d) Anak Usia 8 – 9 Tahun
o
Kecepatan
dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
o
Mampu
menggunakan peralatan rumah tangga
o
Ketrampilan
lebih individual
o
Ingin
terlibat dalam sesuatu
o
Menyukai
kelompok dan mode
o
Mencari
teman secara aktif.
e) Anak Usia 10 – 12 Tahun
o
Perubahan sifat
berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas
mulai tampak
o
Mampu
melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian
sendiri , dll.
o
Adanya
keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
o
Mulai
tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam
keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang
secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir
anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini
daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan
objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar
berada pada stadium belajar.
Menurut teori
Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought),
artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa
nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi
terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa
yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah
mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi–operasi, yaitu :
a)
Negasi
(Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan
antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b)
Hubungan Timbal Balik (Resiprok),
yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c)
Identitas,
yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi
yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak
telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
1)
Perkembangan
Memori
Selama periode ini,
memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori
jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya
keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak
berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan
perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994)
menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :
1.
Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi
meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah
disampaikan.
2.
Organization (Organisasi) : Pengelompokan
dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti,
anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana
mereka duduk dalam satu kelas.
3.
Imagery (Perbandingan) : Membandingkan
sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
4.
Retrieval
(Pemunculan Kembali) : Proses
mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu
isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka
akan menggunakannya secara spontan.
Selain
strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori
anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan
dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
2)
Perkembangan
Pemikiran Kritis
Perkembangan
Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak
mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber
serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
3)
Perkembangan
Kreativitas
Dalam
tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan
sekolah.
4)
Perkembangan
Bahasa
Selama
masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa
kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat
dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap
anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan
berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap
ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang
dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks.
Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu
terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan
ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain,
saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang
berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan
teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap
guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa
kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan
masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu
yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap
ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang
sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui
karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
b. Perkembangan Hubungan dengan
Keluarga
Dalam hal
ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka
berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan
dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak
menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah
memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman
Sebaya
Berinteraksi
dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya
mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan
terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian
dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk
diterima sebagai anggota kelompok.[3]
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
- Faktor Genetik
- Faktor Lingkungan
- Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
- Faktor Lingkungan Pranatal
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis
- Toksin/zat kimia
- Endokrin
- Radiasi
- Infeksi
- Stres
- Imunitas
Faktor
genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu
potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.
Lingkungan
merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut
hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang
cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial”
yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
Faktor
lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain :
Gizi ibu
yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering
menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan
pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena
infeksi, abortus dan sebagainya.
Trauma dan
cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan bawaan,
talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio
tabes.
Zat-zat
kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti
kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
Hormon-hormon
yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid,
insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip
insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat
sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
Radiasi
pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi
pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
Setiap
hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang
sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang
juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio,
influenza dan lain-lain.
Stres yang
dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin,
antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
Rhesus
atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern
ikterus, atau lahir mati.[4]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa
bayi dan anak adalah masa dimana terjadi ditahap ke dua setelah mengalami tahap
pertama yaitu tahap pranatal atau masa konsepsi. Masa bayi itu terjadi ketika
ia lahir kedunia ini dan mengalami kejadian yang normal yaitu tagisan pertama. Sedangkan
masa anak bisa disebut dengan masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal
dunia sekitarnya terasa serba indah. Pada kesimpulan ini saya akan menyimpulkan
perkembangan masa bayi dan anak-anak, periode masa bayi di bagi menjadi dua
ialah aktivitas masa bayi dan perkembangan pengamatan; sebagian besar kegiatan
bayi pada umumnya digunakan untuk tidur, baik siang atau malam hari. Pada usia
0;0 tidur bayi mencapai 21 jam, selebihnya kegiatan bayi adalah mengadakan
gerakan-gerakan.
Sedangkan
masa anak-anak terbagi pada beberapa bagian antara lain; perkembangan Fisik,
perkembangan Motorik, perkembangan Kognitif, dan perkembagna Psikosial.
Adapun faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak ialah; Faktor Genetik, Faktor Lingkungan, dan Faktor Lingkungan
Pranatal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Hurlock,
Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan,
terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Anonym.
2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD
Papalia,
Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A.
K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Markum. A.H. dkk. Ilmu
Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991
[3] Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan,
terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga